bitcoin

cerpen untuk kopi yang indah



DUA CANGKIR KOPI

“Hah??! Benarkah dia akan menikahi gadis Yang katanya keturunan semenanjung Arab itu ??”
Tersentak sambil mengelap butir-butir air kopi di piring kopinya. “hush!! Lik jangan tinggikan volume suara, nanti ada banyak telinga yang orang pasang. Tak mau obrolan ini yang membekas pada orang lain, cukup Lik dan aku. Aku juga ono paham, teteh Ningsih atuh yang kasih kabar..” kata Sukrisno itu disusul hirupan kopi panasnya. Perlu di ajar adab si Aryo tuh!! mas mu itu sudah kelewatan membantah! Mencintai gadis tapi lupa daratan, lahir dibumi tapi menginginkan langit. Sungguh, aku adalah bimu yang tua” kembali dengan hirupan kopi. “loh, wong cinta kok dipagarin, Lik?? Pie atuh?” “cinta boleh... tapi si Aryo seharusnya jangan lupa diri” “loh.. mas Arya  bukannya alarm bagi dirinya?” “ya wes, ora opo-opo lah... wong juga si gadis berhidung (Alif) itu juga cinta mas Aryo.. pie maning?” “tidak...!! aku tetap tak restui..!!” “Lik... seberapa benci sang pencipta terhadap ciptaanya ?” Lik nya termenung dengan ucapan anak adiknya itu. “Lik ??” “coba dulu Lik m ini tidak menikahi mbok Retno mu..” “astaghfirullah... Lik...Lik...istighfar Lik, gusti Allah udah berikan Lik jodoh yang terbaik” “begini Risno, tempo dulu sebelum Lik mu ini mengenal mbok Retno mu itu.. Lik sudah mengikrarkan diri Lik untuk menikahi gadis sunda, gadis ayu nan tamah, tiga tahun lamanya dia menghantui Lik” “terus, apa ada keterkaitan dengan hidup Lik sekarang?” “ada. Sangat ada.. karma itu keterkaitannya, karma itu telah menjadi tamu dalam kehidupan Lik” “apakah karena gadis sunda itu?” “bukan... tapi, mbak mu”.
Kembali Lik dengan secangkir kopi panasnya. Demikian dengan sukrisno itu, semilir angin siang menemani obrolan kopi diantara mereka. “lepas tiga tahun  lamanya bersama gadis sunda itu, si mbokmu datang!! Berjalan sopan bak awan tersapu angin. Usud di usud Lik mu ini mendengar kabar bahwa kalau si mbok mu itu adalah keturunan semenanjung arab. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Aku orang yang ngidam wanita arab, rezeki datang kenapa ditolak? Seminggu mengenal, langsung ku lamar. Lik menikahi mbok mu... dan gadis sunda itu  menangislah dibalik harapan” Lik nya menghela nafas. “Lik takut karma menimpa anak Lik, si Aryo. nanti si Aryo menderita cinta yang tak direstui.” “Lik, gadis sunda itu sudah menikah?” “sudah, bahkan hidup berbahagia. Berbagai titah ia muntahkan ke Lik” “gadis arab semua pemberontak !! seandainya Lik patuh pada nasihat nenek dan kakekmu dulu” “tetapi, mbok sekarang masih kirim kabar?” “tidak.. ia sekarang sedang di madu waktu, berjalan dengan ‘itu’ nya dibawah rembulan semu...  Retno...Retno, menyesal aku menikahimu. Retnon Al-Ghofiroh, penyesalan selalu datangnya akhir..” “iya lah le’.. kalau diawal namanya pendaftaran.... hahaha” canda keduanya ternyata sedang diawasi oleh sepasang mata.
“makannya.... Lik mu ini menginginkan Aryo kembali kepada gadis muda Cimahi itu. Anindia.... Risno, bukankah kau kenal??” “sangat atuh Lik, Anindia sungguh baik dan tak tengadah tangan, ia lebih suka denan tangannya diatas. Salut aku!!” “hmm... Sukrisno... Sukrisno, setelah meninggikan seorang, kau menjatuhkan seorang secara tak langsung” “hehehe maaf Lik, soalnya Risno tak begitu kenal dengan gadis semenajung Arab itu.” “kau saja tak kenal, apalagi aku yang sudah setahun putus kontak. Sudahlah, biar aku tanya Ningsih, tetehmu. Baru ku minta kepastiannya Aryo” “Aryo Aryo, teganya kamu demi gadis semenanjung Arab itu, kau pergi tinggalkan bapakmu ini. Kau pikir hidupmu akan bahagia tanpa restu dariku??” hah... jauh dari kata (Bahagia). Seandainya kau miliki lagi cinta terhadap Anindia, bukan engkau lagi yang bertekuk lutut padaku tapi akulah yang akan melakukan demikian. Aku tak mau semenderita aku, gadis Arab hanya pemberontak!! pemeras harta saja! jika ia cinta dan menghargaiku, ia tak mungkin membiarkanku membujang. Aku menikahi gadis yang salah!!!.” Tutup Lik nya dengan menghirup kopi lagi. “cepat Lik kabarkan ke mas Aryo, agar omongan Lik tidak kosong semata”.
Siang itu terasa penuh, masing-masing mereka perlahan lahan menghirup kopi panasnya, Sukrisno  telah banyak menerima dan mendengarkan kisah berlatar belakang kebencian Lik nya terhadap wanita semenanjung Arab. “ehemm...” berdeham seorang itu, seorang yang memiliki sepasang mata pengintai itu. “Retno....!!!! sejak kapan kau?” “disini...?? sejak tadi, puas kau Rohim? Atas cacian maki terhadapku si gadis semenanjung Arab? Ternyata (Rohim) yang dikenal sholeh  oleh masyarakat ini hobinya memfitnah orang dan mengucikan orang lain. Asal kau tau Rohim, Aryo tak akan terlahir tanpa aku!! Hh !! sayang.... seandainya kau tak membagi hatimu, aku pasti masih bersedia menyedu kopi hangat untukmu disini. Tapi... nasi telah menjadi bubur, sampaikan salamku pada kehidupanmu yang menderita.!!” Reno pun pergi dengan angkuhnya. “Retno...!!! dengarkan penjelasanku!!” “Lik, biarlah mbok pergi, Lik ingat!!! Istiqomahkan perkataan Lik sebelumnya!” “Risno... Lik minta maaf” “Lik.. minta maaflah pada yang diatas”.


TAMAT

10 Februari 2016