Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.
A.
KONTROVERSI
DIVIDEN
Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang
perdebatan karena terdapat lebih dari satu pendapat. Pendapat tentang dividen
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1.
Pendapat yang
menginginkan dividen dibagi sebesar-besarnya.
Argumentasi pendapat ini bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen
yang dibayarkan.
2.
Pendapat yang
mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan.
Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa
saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan untuk
menutup kekurangan dana dari sumber ekstern.
3.
Pendapat yang
mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru membagikan dividen sekecil
mungkin.
Pendapat bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas
pemikiran bahwa mebagiakn dividend an menggantinya dengan menerbitkan saham
baru mempunyai dampak yang sama tehadap kekayaan pemegang saham (lama).
Analisis tersebut sayangnya, demikian penganut pendapat bahwa dividen
seharusnya dibagikan sekecil-kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi (floatation
costs).
B.
DANA YANG BISA
DIBAGIKAN SEBAGAI DIVIDEN
Dalam prkatiknya pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang
diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Laba ini
ditunjukkan dalam laporan rugi laba sebagai baris terakhir dalam laporan (bottom
line), dan disebut sebagai laba setelah pajak (Earnings After Taxes,
EAT). Misalkan angka EAT adalah sebesar Rp450,00. Dengan demikian dividen
yang bisa dibagikan adalah Rp450,00. Kalau lebih dari jumlah tersebut
perusahaan berarti membagikan modal sendiri.
C.
STABILITAS
DIVIDEN DAN RESIDUAL DECISION OF DIVIDEND
Sejauh terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan maka dana
yang diperoleh dari operasi perusahaan akan dipergunakan untuk mengambil
investasi tersebut. Kalau terdapat sisa barulah sisa tersebut dibagikan sebagai
dividen, pendapat ini dikenal sebagai (Residual Decision Of Dividend).
Argumentasi yang disebut sebagai bird in hand argument
tidaklah tepat. Argument tersebut mempunyai kesalahan sebagai berikut. Apabila
penginvastasian kembali maka :
1.
Diharapkan
memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya.
2.
Semua pemodal
mempunyai pengharapan yang sama.
3.
Pasar modal
efisien maka pada waktu informasi tersebut diketahui oleh public, harga saham
akan segera menyesuaikan diri, dan naik sesuai pengharapan para pemodal.
D.
PEMBAYARAN
DIVIDEN DALAM BENTUK SAHAM, PEMECAHAN SAHAM SAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
Kadang-kadang perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen dalam
bentuk saham (stock dividen). Apakah cara ini akan meningkatkan kekayaan
pemegang saham ?
Misalkan, pada awal tahun 2007 perusahaan menghadapi suatu
kesempatan investasi yang memerlukan biaya (cost) Rp100 miliar yang
diharapkan memberikan NPV sebesar Rp40 miliar, sedangkan para pemegang saham
mungkin meminta pembagian dividen. Oleh karena investasi tersebut seharusnya
diambil (karena memberikan NPV yang positf) maka dalam situasi seperti ini
perusahaan mempunyai berbagai alternative sebagai berikut :
1.
Mengambil
investasi dan tidak membagikan dividen.
2.
Mengambil investasi, membagi dividen tunai dan
menerbitkan saham baru.
3.
Mengambil
investasi, membagi dividen saham (stock dividend) dan tidak menerbitkan
saham baru.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar